PERASAAN
TAKUT KEHILANGAN
Pacaran punya rasa takut kehilangan itu wajar. Pacaran
itu sesuatu yang indah, yang bisa bikin hari-hari berwarna, yang bisa bikin
semangat ngapa-ngapain. Tapi seiring berjalannya waktu, ada perasaan baru yang
muncul, yaitu perasaan takut kehilangan.
Dan
Rasa Takut Kehilangan itu Membebankan.
Seseorang yang kamu sayang semakin indah, semakin baik,
semakin sempurna di mata kamu, makan perasaan takut kehilangannya semakin
besar. Rasa takut kehilang sering menjadi dalang timbulnya cemburu buta. Karna
gak akan pernah rela melihat dia kenal atau dekat dengan orang yang sedikit
punya kelebihan dibanding kita.
Sesuatu yang dari perasaan seringkali bisa melumpuhkan
pikiran. Karna ketika rasa takut kehilangan mengendalikan pikiran, kamu gak
akan bisa berfikir jernih. Kamu akan melakukan apapun di depan dia, entah kamu
mengubah diri kamu biar terlihat sempurna di depan dia, atau mengubah dia.
Intinya biar dia gak pergi dan jauh dari kamu. Tapi hasilnya apa? Dia bisa gak
nyaman diperlakukan seperti itu.
Ketika rasa takut kehilangan mengendalikan pikiran kamu
dan melakukan hal yang tidak masuk akal, dia semakin gak nyaman, dan akhirnya
benar-benar pergi.
Rasa
Takut Kehilangan Kadang Menjadi Kenyataan.
Banyak orang yang berpisah dengan orang yang dia sayang
gara-gara rasa takut kehilangan atau bisa disebut egois. Ketika sendiri
perasaan itu datang dan menghantui, apa yang benar-benar membuat dia pergi?
Ketika dia sudah benar-benar pergi, mungkin yang kamu
lakukan hanya untuk mengintropeksi diri. Berfikir dan menyadari apa yang
membuat dia benar-benar pergi.
Menunggu dia kembali?
Menunggu kembali. Semua yang pergi tak mudah begitu saja
kembali. Terutama yang pergi adalah karena kesalahan sendiri. Tidak ada objek
yang bisa disalahkan selain diri sendiri. Memutar waktu pun mustahil karena
hidup bukan film fiksi. Satu hal yang aku ketahui, sedetik setelah kamu pergi
aku hidup dalam bayang-bayang depresi.
Atau menunggu cinta sejati?
Menunggu cinta sejati. Sebagian orang tidak sabaran untuk
bertemu dengan orang yang tepat. Padahal sesuatu yang indah tidak pernah dating
dengan mudah. Dan cinta sejati butuh patah hati. Orang itu tidak dikatakan
orang yang tepat jika tak muncul di waktu yang tepat. Mungkin, bukan sekarang. Setiap
kali aku ingin berteriak, “Tapi kapan?”, aku harus menahannya. Lalu menghela nafas
panjang, tersenyum, dan fokuskan untuk memperbaiki kualitas diri. Orang yang
tepat hanya akan datang ke orang yang tepat pula baginya.
Tepatkah
kamu bagi dia yang tepat?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar